Mahasiswa merupakan salah satu akademisi yang dituntut untuk senantiasa berinovasi. Inovasi-inovasi tersebut dibutuhkan untuk memecahkan berbagai permasalahan yang ada. Salah satu wadah yang mampu menampung inovasi mahasiswa adalah Program Kreativitas Mahasiswa yang diselenggarakan oleh Kemenristekdikti. Salah satu inovasi yang coba dikembangkan oleh mahasiswi Universitas Sebelas Maret yang terdiri dari Ambar Sari (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan 2016), Linda Ayu Ningsih (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan 2016), Nurul Fathonah (Fakultas Seni Rupa dan Desain 2016), Silvia Khoiru Azizah (Fakultas Seni Rupa dan Desain 2016), dan Tias Aprilia Sari (Fakultas Ilmu Budaya 2017) yang tergabung dalam satu tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Kewirausahaan di bawah bimbingan Khresna Bayu Sangka, SE, MM, Ph. D adalah inovasi Go-Kuwang (karya seni yang terbuat dari sampah kulit bawang) untuk mengurangi jumlah sampah kulit bawang dan meningkatkan nilai jual dari sampah tersebut. Inovasi Go-Kuwang tersebut terpilih sebagai salah satu dari ribuan proposal dan mendapat hibah dana dari Kemenristekdikti.
Ide ini dilatar belakangi oleh keprihatinan para mahasiswi melihat jumlah sampah yang terus meningkat di Kabupaten Karanganyar, tak terkecuali sampah kulit bawang. Sampah kulit bawang ini terjadi karena bawang yang dijual disekitar wilayah tersebut berupa bawang kupas dan bawang goreng sedangkan kulitnya tidak dimanfaatkan dan hanya ditimbun secara terus menerus. Selain itu, pengelolaan sampah di Kabupaten Karanganyar masih menggunakan sistem open dumping (penumpukan) dan dibakar. Hal tersebut dirasa belum efektif karena bisa mencemari lingkungan dan menimbulkan polusi udara.
Go-Kuwang merupakan salah satu solusi yang ditawarkan oleh tim tersebut. Go-Kuwang merupakan produk tiga dimensi yang berbahan dasar koran bekas dan kulit bawang dengan desain flora dan fauna. Selain itu, produk lain dari Go-Kuwang adalah produk dua dimensi berupa lukisan yang berbahan dasar kulit bawang pula. Diharapkan dengan adanya produk Go-Kuwang dapat menginspirasi generasi kini untuk peduli pada lingkungan sekitar dengan tidak membuang semua sampah yang ada begitu saja melainkan dapat didaur ulang kembali menjadi hal yang lebih bernilai. Selain itu diharapkan agar lebih mencintai lingkungan dengan menjaga kebersihan dan keindahan lingkungan.
Dengan adanya artikel ini diharapkan dapat mengingatkan kembali kepada para mahasiswa mengenai tanggung jawabnya. Mengenai jabatan yang tersemat pada dirinya yaitu Agent of change. Tentunya perubahan yang dimaksud disini adalah perubahan dunia, perubahan indonesia bukan hanya perubahan diri sendiri. Kepada teman-teman mahasiswa, penulis mengingatkan bahwa kita adalah harapan dunia, kita adalah lilin kecil yang diharapkan cahayanya ditengah dunia yang gelap ini. Oleh karena itu, teman berhentilah mengejar angka. Masyarakat tidak butuh angka-angka itu. Mereka butuh inovasi dan aksi nyata kita terhadap permasalahan yang ada. Perubahan memang dimulai dari diri sendiri, tapi tolong teman, berhentilah egois dan tamak dalam mengubah diri hingga melupakan lingkungan, bangsa dan negara yang perlu dirubah pula. Janganlah kita menjadi mahasiswa yang lupa pada negaranya bak kacang yang lupa kulitnya. Mari kita perbaiki diri, luruskan niat dan lihatlah sekitar yang memerlukan uluran tanganmu.
Data Pengirim :
Linda Ayu Ningsih
Mahasiswi FKIP / UNS
Tinggalkan Balasan